Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, February 17, 2012

Keledai Dungu


Konon ada seekor keledai dan seekor serigala yang bersahabat baik. Mereka selalu tampak bersama-sama. Malam itu tampak kedua sahabat itu berjalan beriringan.
“Uh, panas malam ini” kata Serigala.
“Ya, aku jadi pingin makan semangka!” Jawab Keledai.
“Ya, aku bisa membayangkan segarnya buah semangka!”
“Ayo kita cari!”

Keduanya lalu berjalan kea rah lading pertanian. Tak lama kemudian, nampaklah oleh mereka sebuah lading penuh dengan buah semangka yang besar-besar.

“Serigala, lihatlah semangka-semangka itu! Kalau melihat besarnya tentu sudah masak-masak!” Kata si Keledai sambil menelan air liurnya. “Ayo, segera kita serbu!”

“Tunggu dulu!” cegah si Serigala.
“Kenapa?”
“Perhatikan keadaan dulu. Amana tau tidak?”
“Aman!” Teriak si Keledai sambil menghambur ke lading semangka itu. Segera dimakannya sebuah semangka yang besar.
“Oh, nikmatnya! Ayo, sahabat, cepat kesini! Engkau boleh memilih dan memakan sesukamu!”

Setelah memastikan keadaan aman, Serigala segera menyusul si Keledai menikmati semangka-semangka itu. Selesai memakan dua buah semangka, Serigala pun merasa cukup. Ia pun berkata,

            “Ayo kita kembali, sebelum ketahuan pak Tani!”
“Mengapa harus buru-buru? Lihatlah malam semakin larut, tentu pak Tani itu sedang terlelap di atas tempat tidurnya.” Jawab Keledai.
“Tapi….”
“Lihatlah bulan dan bintang itu pun tenang-tenang saja di tempatnya! Rasakan pula angin yang bertiup sepoi-sepoi ini, betapa nikmatnya hidup ini. Setelah makan semangka membuatku merasa nyaman. Aku merasa ingin menyanyi!”
“Jangan!”
Keledai mulai menyanyi.
“Jangan bodoh! Hentikan suaramu yang memekakkan telinga itu! Pak Tani bisa tebangun mendengar suara jelekmu itu!” Kata serigala sambil menarik temannya.
“Apa Katamu? Suaraku jelek?” jawab Keledai sambil menepiskan tarikan sahabatnya. “Suara merdu begini dibilang jelek. Jangan-jangan kamu iri?”
Keledai pun meneruskan nyanyiannya sambil melompat ke kanan dan ke kiri. Serigala menebarkan pandangan ke sekeliling lading dengan perasaan khawatir.
“Keledai sahabatku, ayolah segera meninggalkan tempat ini!”
“Ha ha ha, pasti kamu cemburu pada suaraku! Dengarlah ini, merdu bukan?” keledai bernyanyi semakin keras.
“Kamu menyanyilah terus. Aku lebih baik keluar dari lading ini dan menunggumu di atas sana,” kata Serigala sambil berlari keluar kebun semangka dan bersembunyi di tempat yang terlindung.

Keledai tak menghiraukannya. Ia terus bernyanyi dan bernyanyi.
Dan tiba-tiba,
“Plak! buk!”

Sebuah pentungan mendarat di kepala si Keledai. Ia tak sempat menjerit. Matanya berkunang-kunang lalu ambruk ke tanah. Ia masih merasakan beberapa pukulan lagi mendarat di tubuhnya sebelum pingsan. Rupanya saking asyiknya bernyanyi si keledai tidak menyadari kedatangan pak Tani yang terbangun oleh suara berisik yang ditimbulkannya.

Pak Tani lalu mengikat keledai itu pada sebuah tiang pagar di pinggir kebun itu. Setelah memastikan kuatnya ikatan tali, pak tani lalu kembali ke rumahnya.

Setelah pak Tani meninggalkan tempat itu, Serigala segera mendekati sahabatnya itu. Keledai sudah sadar kembali. Serigala segera melepaskan ikatan tali pada lehernya.

“Yah, akibat kebodohanku sendirilah menyebabkan aku dipukuli pak Tani,” rintih keledai sambil berusaha berdiri. “Lain kali aku akan mendengarkan nasihat baik yang diberikan kepadaku oleh siapapun.”
“Ayo, kita pergi dari sini!”
“Maafkan aku, sahabat!” kata Keledai sambil berjalan tertatih-tatih. “Aku memang keledai dungu! Sudah tidak mau mengindahkan nasihatmu, masih dengan tega menuduhmu cemburu!”


No comments:

Post a Comment